Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal mengantongi data intelijen ihwal aktivitas partai politik (parpol). Pernyataan itu dinilai bisa merusak iklim demokrasi.
"Mengindikasikan terjadinya penyalahgunaan intelijen untuk kepentingan kekuasaan dan mengancam nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila," kata Koordinator Klaster Pertahanan, Keamanan, dan Konflik dari Pusat Riset Politik BRIN Muhamad Haripin dalam diskusi virtual, Kamis, 21 September 2023.
Haripin mengatakan ucapan itu juga bisa mengakibatkan hak kebebasan warga. Termasuk, ancaman serius bagi proses menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Mobilisasi intelijen untuk memata-matai parpol adalah penyalahgunaan kekuasaan," tegas dia.
Menurut Haripin, tugas intelijen adalah mengumpulkan dan mengolah informasi soal ancaman. Bukan mengulik bahan keterangan koalisi atau oposisi politik.
Selain itu, tindakan tersebut melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara. Beleid itu mengatur pembagian fungsi intelijen antara Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, dan Badan Intelijen dan Keamanan (BIK) Polri.
BIN berfungsi mengurus informasi intelijen dari luar dan dalam negeri. Sedangkan Bais TNI untuk kepentingan pertahanan militer dan BIK Polri untuk penegakan hukum kepolisian.
"Dalam pernyataan presiden fokusnya ke parpol. Ini tentu tidak nyambung. Apa (parpol) ada indikasi kriminal? Itu tidak jelas," ujar Haripin.
Haripin menyebut intimidasi negara menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Terutama untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik, berbangsa, dan bernegara di tengah situasi menuju Pemilu 2024.
"Aksi spionase terhadap partai politik mencederai prinsip luber dan jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil)," tutur dia.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan ke publik terkait pengetahuannya terhadap data intelijen. Jokowi menyampaikan kepada relawan bahwa dirinya mengantongi data intelijen pergerakan semua partai politik.
"Saya tahu dalamnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju ke mana juga saya ngerti," kata Jokowi ketika membuka Rapat Kerja Nasional Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Hotel Salak, Bogor, Sabtu, 16 September 2023.