NEWSTICKER

Harapan Kesepakatan Plafon Utang AS Jadi Pemicu Wall Street Menghijau

Ilustrasi. FOTO: AFP

Harapan Kesepakatan Plafon Utang AS Jadi Pemicu Wall Street Menghijau

Antara • 27 May 2023 08:35

New York: Saham-saham di Wall Street menguat tajam pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Investor semakin berharap bahwa kesepakatan plafon utang potensial mulai terbentuk, sementara saham cip melonjak untuk hari kedua berturut-turut di tengah optimisme tentang kecerdasan buatan.

Mengutip Antara, Sabtu, 27 Mei 2023, indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 328,69 poin atau 1,00 persen, menjadi menetap di 33.093,34. Indeks S&P 500 bertambah 54,17 poin atau 1,30 persen, menjadi berakhir di 4.205,45 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 277,59 poin atau 2,19 persen, menjadi ditutup pada 12.975,69.

Sebanyak delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir dengan di zona hijau, dengan sektor teknologi dan konsumer non-primer memimpin kenaikan, masing-masing terdongkrak 2,68 persen dan 2,38 persen. Sementara itu, sektor energi dan kesehatan memimpin penurunan dengan masing-masing melemah 0,37 persen dan 0,17 persen.

Saham-saham AS diperdagangkan naik tajam pada Jumat, dengan hiruk pikuk seputar kecerdasan buatan (AI) memimpin hari kenaikan kedua beruntun, ketika harapan meningkat untuk kesepakatan menaikkan plafon utang AS

"Investor lebih bullish daripada di awal Desember, atau setidaknya jauh lebih sedikit bearish, sebagian besar berkat optimisme seputar penggunaan teknologi yang lebih luas, dan khususnya AI," kata Kepala Strategi Ekuitas AS Morgan Stanley Mike Wilson.

Sementara itu, para pemimpin kongres dan Presiden AS Joe Biden melakukan komunikasi rutin sepanjang Jumat. Kedua belah pihak memusatkan perhatian pada kesepakatan yang akan meningkatkan batas utang AS selama dua tahun, menurut CNBC.

"Saya pikir kami membuat kemajuan kemarin. Saya ingin membuat kemajuan lagi hari ini," kata Ketua DPR Kevin McCarthy kepada wartawan.

"Wall Street mulai gugup saat kita mendekati tanggal-X. Gagal bayar AS tampaknya tidak terbayangkan beberapa minggu yang lalu dan meskipun banyak komentar positif dari kedua belah pihak, negosiasi akan berakhir dan itu berarti risiko kehancurannya meningkat," kata Analis Pasar Senior Oanda Craig Erlam.

Investor juga mencermati data baru yang dirilis pada Jumat, menunjukkan inflasi naik lebih dari yang diharapkan pada April. Beberapa analis memperkirakan Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya untuk mengatasi inflasi yang tinggi.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 4,4 persen untuk 12 bulan yang berakhir April, naik dari kenaikan 4,2 persen pada Maret, menurut data yang dikeluarkan Departemen Perdagangan. Indeks PCE inti yang diawasi ketat, tidak termasuk makanan dan energi, naik tipis jadi 4,7 persen tahun ke tahun di April dari tingkat 4,6 persen di Maret.

Pada skala bulanan, indeks PCE dan indeks PCE inti keduanya naik 0,4 persen pada April, menurut Departemen Perdagangan. Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga lagi pada Juni.

"Data yang datang pagi ini menunjukkan bahwa kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Angga Bratadharma)